Selasa, 23 Februari 2016

Biografi Singkat - K.H Syaerozie Abdurrohim (Babakan Ciwaringin Cirebon)

Nahdlotul Ulama' Ranting Balerante - KH. Syaerozie dilahirkan pada tanggal 05 Dzulhijjah 1353 H. yang bertepatan dengan tanggal 10 Maret 1935 M. di desa Kalisapu Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon. Ia lahir dari keluarga taat agama. Ayahnya, KH. Abdurrahim adalah seorang ulama kharismatik yang berprofesi sebagai guru ngaji sekaligus pengasuh sebuah pesantren kecil di dusun Kepuh kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon. 

Begitu pula ibunya, Hj. Khairiyyah adalah seorang perempuan penyabar yang, selain berprofesi sebagai ibu rumah tangga, juga aktif mendampingi suaminya dalam mendidik para santri. 
Sedangkan kakeknya, KH. Juned adalah seorang ulama sufi pengikut thoriqoh Syathariyyah sekaligus pendiri pondok pesantren Kedung Dempul di desa Kepuh Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon. Ia juga di kenal sebagai seorang ulama yang produktif. Setidaknya, terdapat lima karya tulis yang diciptakan oleh KH. Juned. Tulisan-tulisan beliau mencakup bidang ilmu Fiqih, Tajwid dan Tafsir. 




Syaerozie sejak kecil hidup bersama kedua orang tuanya di tempat ia di lahirkan. Hingga menginjak usia 3 tahun, ia pindah ke desa Kepuh kecamatan Palimanan kabupaten Cirebon. Perpindahan ini seiring dengan tuntutan kedua orang tuanya yang harus meneruskan aktivitas KH. Juned (Kakek KH. Syaerozie), sebagai seorang pengasuh pesantren yang ia rintis. Anak kedua dari delapan bersaudara ini, pada masa kecilnya, terlihat lebih menonjol dari pada teman-teman seusianya. Ini dilihat dari berbagai hal, diantaranya, sikapnya yang supel dalam bergaul, semangat yang tinggi dalam menjalankan riyadloh puasa, kemampuan yang lihai dalam memainkan seni rebbana dan kemampuannya menguasai kitab-kitab kuning, yang dalam tradisi pesantren cukup berat bagi kalangan anak-anak usia remaja, seperti kitab Al Ajjurumiyyah dan Safinah An-Najah. KH. Syaerozie sejak usia 7 tahun sudah melaksakan riyadhoh puasa. 

Riwayat Pendidikan 

Pada masa kecil, Syaerozie hidup di bawah pengawasan kedua orang tuanya. Disni, ia mulai belajar agama dan didik untuk menjadi anak yang berpegang teguh pada prinsip-prinsip akhlaqul karimah (akhlak mulia). Mula-mula, Ia dididik belajar membaca Al-Qur’an. Kemudian belajar ilmu-ilmu keislaman, seperti fiqih dan gramatikal arab (Nahwu Shorof). Ia belajar kitab-kitab kuning seperti Safinah An-Najah, Fathul Qarib, Al-Amriyhi, al-Jurumiyyah dan Al fiyyah Ibnu Malik di bawah bimbingan ayahnya. 

Diantara kawan-kawannya yang belajar pada KH. Abdurrahim, Syaerozie dapat di bilang sebagai anak yang cerdas, sebab, pada usia 14 tahu, ia sudah mampu menghafal Nadzom Alfiyyah. Ini prestasi yang tidak pernah di raih oleh kawan-kawan seangkatannya ketika belajar pada KH. Abdurrahim. Pada usia itu pula, Syaerozie sudah mampu memberikan pengajaran kitab-kitab kuning kepada kawan-kawan seusianya. Di samping belajar agama, ia juga mengikuti pendidikan sekolah rakyat (SR) di bawah kepala sekolah Bapak Nadriyyah. Namun, disekolah ini, tampaknya Syaerozie kurang mendapatkan dukungan dari orang tuanya. Ayahnya yang ketat dalam mengawasi pendidikan anaknya kurang begitu antusias terhadap keinginan anaknya untuk mengikuti sekolah SR. Hanya saja, dengan kemampuan melobi ayahnya, KH. Syaerozie akhirnya mampu menyelesaikan pendidikan sekolah rakyat hingga tamat. Kemudian, ia melanjutkan studinya ke pondok pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon di bawah asuhan KH. Amin Sepuh, KH. Sanusi dan KH. Abdul Hannan. 

Di pesantren ini, Syaerozie mempelajari kitab-kitab kuning yang belum pernah ia pelajari dari ayahnya. Belum puas mendalami ilmu-ilmu Islam, Syaerozie kemudian melanjutkan studinya ke pondok pesantren Lasem Rembang Jawa Tengah di bawah asuhan Syekh Masduqi. Dengan kegemaran membaca, wawasan keilmuan Syaerozie mulai tampak berkembang. Ia mampu menggubah teks narasi kitab mughni labib ke dalam bentuk syair. Kemampuan dalam ilmu balaghoh inilah membuat dia selalu di puji oleh gurunya. Berkat kegigihannya dalam mengarungi ilmu-ilmu Islam sewaktu belajar pada ayahnya dan guru-gurunya di pondok pesantren Babakan, Syaerozie, di pesantren Lasem Rembang Jawa Tengah sudah dianggap sebagai sosok santri yang telah menguasai ilmu gramatikal arab (Nahwu-Shorof), Kaidah Fiqih, Ushul Fiqih dan balaghoh. Karena itu, dalam jedah waktu yang tidak lama, Syaerozie sudah di beri kesempatan oleh Syekh Masduqi untuk mengabdi pada pesantren dengan cara menjadikannya sebagai pengurus pondok. Ia juga di beri kesempatan untuk mengajar ke sejumlah santri. 

Di pesantren ini, hasrat untuk menguasai sumber rujukan penting yang selalu di pakai oleh kalangan pesantren dalam bidang tafsir, yakni kitab tafsir jalalain mulai tumbuh dalam diri Syaerozie. Ia dengan tekun mempelajarinya sekaligus menghafalkannya. kondisi ini pula yang mendorong Syaerozie untuk melanjutkan studi nya ke pesantren Sarang Rembang. Konon, keinginan Syaerozie melanjutkan studi nya ke pondok pesantren Sarang Rembang di bawah asuhan KH. Zubair dan KH. Imam, adalah karena ia telah mendengar bahwa di pondok pesantren tersebut telah di buka pengajian kitab tafsir Jalalin yang di pandu oleh KH. Zubair. Syaerozie sangat mengagumi system dan metode pengajaran yang di terapkan oleh KH. Zubair. Baginya, metode tersebut sangat cocok dan sesuai dengan harapannya untuk menguasai kitab tafsir Jalalain karya Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Syuyuthi. 

Selain itu, lingkungan pesantren Sarang Rembang yang menerapkan pola hubungan terbuka antara santri dan masyarakat sekitar membuat Syaerozie tidak hanya mendapatkan pengalaman intelektual belaka, melainkan juga pengalaman bersosialisasi dengan masyarakat. Disini, ia dididik bergaul secara langsung dengan masyarakat. Karakternya yang supel dan gemar membantu tanpa pamrih membuat Syaerozie mendapatkan tempat tersendiri di tengah masyarakat Sarang. Mereka menganggap Syaerozie sebagai guru, sebagai pengayom dan sekaligus sebagai jembatan komunikasi antara para santri dan masyarakat. 

Dari sudut matarantai keilmuan yang di tempuh oleh KH. Syaerozie setidaknya ada dua jalur yang di tempuhnya yakni jalur Lasem dan jalur Sarang. Melalui jalur Lasem, KH. Syaerozie berguru pada Syaekh Masduqi Lasem yang mempunyai guru bernama Syekh Umar bin Hamdan Al-Maky. Syekh Umar bin Hamdan adalah murid dari Abu Bakar Syatha. Sedangkan Abu Bakar Syatha mempunyai guru bernama Ahmad Zaini Dahlan murid Utsman Hasan Al-Dimyathi. Ia adalah murid Abdullah Khajazi As-Syarqowi. Abdullah Khajazi mempunyai guru bernama Muhammad Salim Al-Khafani. Al-Khafani mempunyai guru bernama Muhammad bin Muhammad ad-Diry murid Syibromilisi yang belajar pada Ali Khalaby. Sedangkan Ali Khalabi adalah muri dari Ali Az-Ziyaadi. Al-Zayadi murid dari Yusuf Al-Aramiyyuni yang berguru pada Jalaluddin Al-Syuyuthi yang menyambungkan keilmuannya dari seorang mufassir bernama Jalaluddin Al-Mahalli. 

Sedangkan matarantai keilmuan dari jalur Sarang sebagai berikut : KH. Syaerozie berguru pada Syaekh Zubaer bin Dahlan. Pengasuh pondok Sarang ini berguru pada Syaekh Kaya’i Faqihul Imam Al-‘Alim yang menjadi muridnya Umar ibnu Hamdan Al-Maky. dan keatasnya sama seperti jalur keilmuan Lasem. 

Setamat di Sarang, Syaerozie tidak kembali ke kampong halamannya. Ia kembali mengais ilmu ke pondok pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon, dengan tujuan tabarrukan sebagaimana di kenal dalam tradisi pesantren. Di pesantren ini pula kemudian Syaerozie di nikahkan dengan salah satu putri gururnya, KH. Abdul Hannan yang bernama Tasmi’ah. Kemudian, bersama istrinya, beliau membangun keluarga yang sangat sederahan dan di karuniai tujuh orang anak, dua daiantaranya adalah perempuan dan lima laki-laki. Di desa Babakan kecamatan Ciwaringin kabupaten Cirebon ini pula, bersama istrinya, KH.Syaerozie merintis sebuah lembaga pendidikan pondok pesantren. 

Riwayat Organisasi 
Selain menghabiskan waktunya untuk mendidik santri di pesantren dan ceramah di desa-desa, KH. Syaerozie juga dikenal aktif di berbagai organisasi. Ia aktif di organisasi Nahdlatul Ulama (NU), Rabithah M’ahid Al Islamy (RMI), Majlis Ulama Indoensia (MUI) Kabupaten Cirebon dan organisasi lokal jam’iyyah Istoghotsah pesantren Babakan. Di NU, kendatipun tidak pernah menempati pada jabatan strategis di tingkat pusat, Namun perannya di organisasi sosial keagamaan terbesar di Indonesia ini cukup besar. Ia selalu menjadi tim perumus komisi bahtsul masa’il pada tiap muktamar NU. Bahkan, ia sempat menjadi ketua tim perumus saat muktamar NU di Situbondo. Sedangkan pengalaman di NU tingkat cabang, beliau pernah duduk di salah satu jajaran pengurus tanfidziyyah. Ia juga pernah diposisikan di salah satu jajaran Rais Syur’ah NU kabupaten Cirebon. 

Begitu pula di tingkat wilayah, ia pernah menjabat di salah satu jajaran rois Syur’ah. Selain di NU, KH. Syaerzozie juga aktif di MUI (Majlis Ulama Indonesia) kabupaten Cirebon selama dua periode. Di periode pertama, beliau menjadi salah satu anggota MUI kabupaten Cirebon, sedangkan pada periode kedua, beliau menjabat sebagai wakil ketua. Sedangkan di Rabithah Ma’ahid Al Islamy beliau pernah menjadi salah satu jajaran sekretaris pengurus pusat. Pada periode selanjutnya, KH. Syaerozie menjabat sebagai salah satu jajaran ketua pegurus pusat RMI. Dan periode terakhir, beliau menjadi salah satu jajaran musytasyar di tingkat pengurus pusat. Adapun pengalaman di organisasi lokal, yakni di jam’iyyah Istighotsah pesantren Babakan kecamatan Ciwaringin kabupaten Cirebon, selain sebagai salah satu pendiri, beliau pernah menjadi salah satu jajaran penasehat. 

Karya Tulis: 

Selain aktif mendidik masyarakat melalui lembaga pendidikan pesantren Assalafie yang didirikannya, melalui ceramah-ceramah agama di berbagai daerah di tanah air, beliau juga dikenal dengan sosok kyai yang produktif menulis. Tidak tanggung-tanggung, seluruh karya-karya tulisnya menggunakan bahasa Arab. Padahal secara pendidikan, beliau tidak pernah belajar (menetap) di negara Arab manapun, di antara karyanya adalah kitab Bad’ul Adib syarah dari kitab Mughni Labib (ilmu grametika Arab), kitab syarah Al Luma’ (ilmu ushul fikih), Khulashoh Mushtolah Al Hadits (Ilmu Hadits), Abyat As Salaf (gubahan sya’ir) dll.

thumbnail
Judul: Biografi Singkat - K.H Syaerozie Abdurrohim (Babakan Ciwaringin Cirebon)
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh

Artikel Terkait Biografi, Sejarah :

3 komentar:

  1. Silahkan dibaca semoga bermanfaat

    BalasHapus
  2. Setelah dibaca Artikel ini cukup bermanfaat
    silahkan mampir ke
    http://sharecaraq.blogspot.co.id

    BalasHapus
  3. Setelah dibaca Artikel ini cukup bermanfaat
    silahkan mampir ke
    http://sharecaraq.blogspot.co.id

    BalasHapus

 
Copyright © 2013. About - Sitemap - Contact - Privacy
Template Seo Elite oleh Al Fikr Publisher FreTempl